Jumat, 24 Februari 2012

POTENSI YANG MANDUL

Ya allahu ya rob..aku tahu ujian ini masihlah sangat kecil dibandingkan dengan ujian para asabiqunal awalin dan para pejuang pembela Engkau di muka bumi ini.Meski aku malu tuk mengakui memang inilah yang aku rasakan.Secara pendekatan psikologis manusia siapapun akan membenarkan bahwa kebutuhan manusia tidak cukup pada jasmani dan rohani saja tetapi juga kepada eksistensi manusia dengan sesamanya...
Bagaimana pendapat dari Bapak DR.sulistiyo,M.Pd ketua PGRI dapat di bantah kalau memang benar adanya jika nasib guru honorer untuk saat ini tidak di hargai...Bravo pak.Semoga beliau yang telah memperjuangkan kami selalu mendapatkan kebaikan disisi Nya.Semoga juga tugas kami dalam menyampaikan ilmu selalu di jaga keikhlasannya meskipun sulit bagiku tuk lepas dari rasa kebutuhan itu...
Terkadang sebagai manusia biasa lelah juga kalau hanya menghitung imbalan dunia dimana mungkin pendapatan bersih tidak lebih dari RP.10.000,-/hari tapi yang lebih menyakitkan adalah sisi kemanusiaan tidak terpenuhinya akan persamaan hak dan kewajiban dalam suatu lingkungan kerja.Bukankah negara juga sangat menjunjung tinggi nilai HAM...? Aku tidak habis pikir mestinya perkatan salah satu menteri yang mengatakan bahwa salah siapa mau jadi Honorer gaji cuma 200 ribu dapat di evaluasi kembali. Sebenarnya siapa yang mau menjadi tenaga pembantu pemerintah dengan gaji yang minim tapi siapa juga mau menerima tenaga kami di awal masuk pada saat instansi juga sangat membutuhkan kami.Mengapa juga pemerintah dengan keyakinannya mendirikan Sekolah tinggi KEGURUAN apalagi statusnya NEGERI tapi mengapa tidak mau tahu akan di kemanakan para lulusanya kalau bahkan mungkin penghidupannya tidak lebih sejahteranya dengan nasib seorang pembantu.Oh...jangan berkecil hati sobat imbalan kita jauh berlipat di akherat kelak.
Sempat terpikir olehku apakah teman teman honorer yang lain juga sama dengan kondisi lingkungan yang tak nyaman seperti ini.Paling2 yang sering terdengar ketika pertanyaan itu terluncur mereka sulit tuk membahasakan hanya yang dapat saya rekam adalah kalimat Pokoknya ga enaklah jadi GTT. Pantas juga tidak sedikit GTT yang bisa kuat bertahan lama. Istilah awam mengatakan "Kanggo kanggo henteu ( di pake pake tidak )",perasaan tersisihkan,penindasan harga diri secara halus,pengebirian potensi,dan penekanan kreativitas.Bagaimana teman honorer akan tertanam rasa percaya dirinya kalau sebelum melangkah sedikit saja sudah di halangi perkembangannya. sikap yang sangat mudah di baca pada mereka para PNS seperti pandangan sinislah,ah masa aku rela disaingi GTT,ah baru GTT saja banyak tingkah, ah yang PNS saja masih ada,ah bisa apa sih, ah nanti kan aku kalah saing dengan GTT, ah buat apa dekat dengan gtt ntar kan jatuh harga diri ku dong, ah emang sekolah siapa sih,..dan ah ah yang lain. Ingat bu dan pak guru kalian tidak akan terkurangi sedikitpun kehormatannya jika berempati dengan posisi kami.Dalam dunia manapun manusia tidak akan luput dari persaingan tapi Siapapun juga manusia terlebih para kaum cerdas pandai akan memahami bahwa manusia justru akan menjadi tinggi dan di tinggikan manusia yang lain jika besar hati mengakui kelebihan dan kekurangan orang lain dan sanggup berjiwa besar dalam siklus regenerasi potensi.TUT WURI HANDAYANI, mampu memberi contoh didepan, mendorong dari belakang.
Bapak Kepala Sekolah yang terhormat, Bagaimana GTT dapat terpenuhi kebutuhan pengakuan jika di setiap rapat dinas tiada penyebutan status kami lewat pelibatan tugas atau pun penghormatan yang lain.Rasanya kami di hempas jauh dalam sistem seolah ANTARA ADA DAN TIADA.Wow... jangan menyerah kawan karena kita adalah emas di hadapan allah yang tidak akan bisa di hinakan oleh siapapun.
Apakah perlu dinas pendidikan pemerintah juga turun tangan agar kami juga mendapat payung hukum tentang persamaan HAM ini.mungkin barangkali kalau persamaan kesejahteraan belum dapat memenuhinya yah paling tidak bagaimana agar kami tetap sama penghargaannya dalam lingkungan pekerjaan. Rasanya sebagai manusia jengah melihat penindasan kemanusiaan versi halus budi seperti ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar